Seorang lelaki yang dianggap paling hemat di sebuah kerajaan tertentu
mendengar kabar bahwa ada seorang lelaki yang paling hemat di seluruh
dunia . Dia pun berkata kepada puteranya: "Kita memang hidup sangat
hemat, tapi jika kita bisa lebih hemat lagi, kita mungkin bisa hidup
tanpa mengeluarkan biaya apapun juga. Sebaiknya kita belajar dan
mendapatkan petunjuk dari kehidupan ekonomi orang yang paling hemat di
dunia." Puteranya setuju, dan keduanya memutuskan bahwa sang Putera akan
pergi dan bermohon agar orang yang paling ahli dalam ilmu ekonomi ini
bisa mengangkatnya sebagai murid.
Sudah merupakan tradisi bahwa orang yang bertamu dan berharap untuk
belajar, membawa sedikit hadiah untuk mempererat hubungan, maka sang
ayah memerintahkan puteranya untuk mengambil koin dengan nilai terkecil,
dan membeli selembar kertas dari jenis yang termurah. Pemuda itu pun
berangkat ke pasar, dan setelah melakukan tawar-menawar yang lama, ia
berhasil mendapatkan dua lembar kertas dengan uang tersebut. Sang ayah
lalu menyimpan selembar kertas, lalu memotong lembaran lainnya menjadi
setengah bagian, dan pada bagian tersebut, di gambarlah sebuah kepala
kambing. Lalu dia memasukkannya ke dalam keranjang yang besar. Puteranya
kemudian membawa keranjang tersebut dan melakukan perjalanan panjang
untuk mencapai tempat tinggal orang yang terkenal paling hemat di dunia
dan dianggap sebagai ahli dalam bidang ekonomi oleh ayahnya.
Sayangnya pemilik rumah yang dikunjungi, tidak berada dalam rumah,
dan hanya seorang puteranya yang menerima kedatangan tamu jauh ini. Putera
orang yang paling hemat di seluruh dunia menanyakan tujuan
kedatangannya, lalu menerima pemberian hadiahnya. Setelah ia mengambil
gambar kepala kambing dari dalam keranjang, ia pun berkata dengan penuh
sopan santun dan basa-basi kepada tamunya: "Saya minta maaf karena tidak
ada sesuatu pun yang berharga dan bisa menggantikan hadiah kepala
kambing yang kamu berikan. Tetapi, saya tetap akan membalas hadiahmu
sebagai tanda persahabatan kita dengan memberikan kamu empat buah jeruk
agar dapat kamu bawa pulang ke rumahmu."
Kemudian pemuda itu, tanpa memegang jeruk di tangan, membuat gerakan
seolah-olah memegang jeruk khayalan dan menempatkan buah jeruk khayalan
itu ke dalam keranjang. Putera orang yang paling hemat dalam kerajaan
kemudian mengambil keranjang tersebut dan pulang ke ayahnya untuk
menceritakan penghematan yang melampaui penghematan mereka sendiri.
Ketika orang yang paling hemat di seluruh dunia kembali ke rumah,
puteranya menceritakan kepadanya tentang tamu yang datang dari kota yang
jaraknya sangat jauh untuk mendapatkan pelajaran dalam bidang
perekonomian. Sang ayah bertanya apa yang tamunya berikan sebagai hadiah
kunjungan, dan puteranya pun menunjukkan kertas kecil yang bergambarkan
kepala kambing. Sang ayah melihatnya, dan kemudian menanyakan apa yang
puteranya berikan sebagai hadiah balasan. Puteranya mengatakan kepadanya
bahwa ia hanya membuat gerakan seolah-olah telah memberikan empat buah
jeruk, dan menunjukkan bagaimana ia menggenggam buah jeruk khayalan yang
kemudian disimpan ke dalam keranjang tamunya. Sang ayah langsung
menjadi marah dan berseru di telinga puteranya: "Kamu sangat boros
sekali, dengan jari-jari mu tadi, kamu telah memberi mereka jeruk yang
besar, mengapa engkau tidak memberinya jeruk yang lebih kecil?"
Comments
Post a Comment